Migrasi project ke Android Studio memerlukan adaptasi dengan struktur project, sistem build, dan fungsi IDE yang baru.
Jika bermigrasi dari IntelliJ dan project Anda sudah menggunakan Gradle, Anda dapat membuka project yang ada dari Android Studio. Jika menggunakan IntelliJ, tetapi project Anda belum menggunakan Gradle, Anda harus menyiapkan project secara manual sebelum dapat mengimpornya ke Android Studio. Untuk mengetahui informasi selengkapnya, lihat bagian Bermigrasi dari IntelliJ.
Dasar-dasar Android Studio
Berikut ini beberapa perbedaan utama yang perlu Anda perhatikan saat menyiapkan migrasi ke Android Studio.
Pengaturan project dan modul
Android Studio didasarkan pada IDE IntelliJ IDEA. Untuk menguasai dasar-dasar IDE, seperti navigasi, penyelesaian kode, dan pintasan keyboard, baca Mengenal Android Studio.
Android Studio mengatur kode ke dalam project, yang berisi segala sesuatu yang menentukan aplikasi Android Anda, dari kode sumber aplikasi hingga konfigurasi build dan kode pengujian. Project terbuka di jendela Android Studio terpisah. Setiap project berisi satu atau beberapa modul, yang memungkinkan Anda membagi project menjadi unit-unit fungsi yang terpisah. Modul dapat dibuat, diuji, dan di-debug secara independen.
Untuk mengetahui informasi selengkapnya tentang project dan modul Android Studio, baca Ringkasan project.
Sistem build berbasis Gradle
Sistem build Android Studio didasarkan pada Gradle dan menggunakan file konfigurasi build yang ditulis dalam skrip Groovy atau Kotlin untuk mempermudah pengayaan dan penyesuaian.
Project berbasis Gradle menawarkan banyak fitur penting untuk pengembangan Android, termasuk:
- Dukungan untuk library biner (AAR). Anda tidak perlu lagi menyalin sumber library ke dalam project. Anda dapat mendeklarasikan dependensi dan library akan otomatis didownload serta digabungkan ke dalam project Anda. Dukungan ini mencakup penggabungan resource, entri manifes, aturan pengecualian Proguard, aturan lint kustom, dan sebagainya secara otomatis selama waktu build.
- Dukungan untuk varian build, yang memungkinkan Anda membangun aplikasi dalam berbagai versi (seperti versi gratis dan versi pro) dari project yang sama.
- Penyesuaian dan konfigurasi build yang mudah. Misalnya, Anda dapat mengambil nama versi dan kode versi dari tag Git sebagai bagian dari build.
- Gradle dapat digunakan dari IDE, dari command line dan server continuous integration seperti Jenkins, sehingga build yang sama tersedia di mana saja, kapan saja.
Untuk mengetahui informasi selengkapnya mengenai cara menggunakan dan mengonfigurasi Gradle, lihat Mengonfigurasi build.
Dependensi
Dependensi library di Android Studio menggunakan deklarasi dependensi Gradle dan dependensi Maven untuk library biner dan sumber lokal populer dengan koordinat Maven. Untuk mengetahui informasi selengkapnya, lihat Mendeklarasikan dependensi.
Bermigrasi dari IntelliJ
Jika project IntelliJ Anda menggunakan sistem build Gradle, Anda dapat mengimpor project langsung ke Android Studio. Jika project IntelliJ Anda menggunakan Maven atau sistem build lain, Anda perlu menyiapkannya agar dapat digunakan dengan Gradle sebelum memigrasikan project ke Android Studio.
Mengimpor project IntelliJ berbasis Gradle
Jika Anda sudah menggunakan Gradle pada project IntelliJ, buka di Android Studio dengan langkah-langkah berikut:
- Klik File > New > Import Project.
- Pilih direktori proyek IntelliJ dan klik OK. Project Anda akan terbuka di Android Studio.
Mengimpor project IntelliJ non-Gradle
Jika project IntelliJ Anda belum menggunakan sistem build Gradle, ada dua opsi untuk mengimpor project ke Android Studio, yang dijelaskan di bagian berikutnya:
- Buat project Android Studio baru yang kosong, lalu salin kode sumber yang ada ke dalam direktori yang terkait dengan project baru itu. Untuk mengetahui informasi selengkapnya, lihat bagian tentang memigrasikan dengan membuat project kosong baru.
- Buat file build Gradle baru untuk project Anda, lalu impor project dan file build baru tersebut ke Android Studio. Untuk mengetahui informasi selengkapnya, lihat bagian tentang memigrasikan dengan membuat file build Gradle kustom.
Bermigrasi dengan membuat project baru yang kosong
Untuk memigrasikan project Anda ke Android Studio dengan membuat project baru yang kosong, lalu menyalin file sumber ke direktori baru, lakukan seperti berikut:
- Buka Android Studio, lalu klik File > New > New Project.
- Masukkan nama untuk project aplikasi Anda dan tentukan lokasi pembuatannya, lalu klik Next.
- Pilih faktor bentuk tempat aplikasi Anda berjalan, lalu klik Next.
- Klik Add No Activity, lalu klik Finish.
- Di jendela alat Project, klik tanda panah untuk membuka menu tampilan, lalu pilih tampilan Project untuk melihat dan menjelajahi susunan project Android Studio baru Anda. Untuk membaca lebih lanjut cara mengubah tampilan dan cara Android Studio menyusun project, lihat File project.
- Buka lokasi yang dipilih untuk project baru Anda dan pindahkan kode, uji unit, uji instrumentasi, dan resource dari direktori project lama ke lokasi yang benar dalam struktur project baru.
- Di Android Studio, klik File > Project Structure untuk membuka dialog Project Structure. Pastikan modul aplikasi Anda telah dipilih di panel kiri.
- Buat perubahan apa pun yang diperlukan pada tab Properties untuk
project Anda (misalnya, mengubah
minSdk
atautargetSdk
). - Klik Dependencies dan tambahkan library apa pun yang menjadi dependensi project Anda sebagai dependensi Gradle. Untuk menambahkan dependensi baru, klik Add , lalu pilih jenis dependensi yang ingin Anda tambahkan dan ikuti petunjuknya.
- Klik OK untuk menyimpan modifikasi.
- Klik Build > Make Project untuk menguji pembuatan project Anda, dan jika perlu, atasi error yang ada.
Bermigrasi dengan membuat file build Gradle kustom
Untuk memigrasikan project Anda ke Android Studio dengan membuat file build Gradle baru agar mengarah ke file sumber yang ada, lakukan seperti berikut:
- Sebelum memulai, cadangkan file project Anda di lokasi terpisah, karena proses migrasi mengubah konten project Anda langsung di tempatnya.
- Buat file di direktori project Anda yang bernama
build.gradle
, jika Anda menggunakan Groovy, ataubuild.gradle.kts
, jika Anda menggunakan skrip Kotlin. File ini berisi semua informasi yang diperlukan Gradle untuk menjalankan build Anda.Secara default, Android Studio mengharapkan project Anda disusun seperti yang ditunjukkan pada gambar 1.
Di
settings.gradle
untuk Groovy, atausettings.gradle.kts
untuk skrip Kotlin, tetapkan repositori yang digunakan untuk menemukan plugin dan dependensi di blokpluginManagement
dandependencyResolutionManagement
:Groovy
pluginManagement { repositories { google() mavenCentral() gradlePluginPortal() } } dependencyResolutionManagement { repositoriesMode.set(RepositoriesMode.FAIL_ON_PROJECT_REPOS) repositories { google() mavenCentral() } } rootProject.name = "Test App" include ':app'
Kotlin
pluginManagement { repositories { google() mavenCentral() gradlePluginPortal() } } dependencyResolutionManagement { repositoriesMode.set(RepositoriesMode.FAIL_ON_PROJECT_REPOS) repositories { google() mavenCentral() } } rootProject.name = "Test App" include(":app")
Peringatan: Repositori JCenter menjadi hanya baca pada tanggal 31 Maret 2021. Untuk mengetahui informasi selengkapnya, lihat pembaruan layanan JCenter.
Plugin Android Gradle menerapkan beberapa set sumber default ke project. Set sumber ini menentukan direktori yang digunakan untuk menyimpan berbagai jenis file sumber. Gradle menggunakan set sumber ini untuk menentukan lokasi jenis file tertentu. Jika project yang ada tidak sesuai dengan default, Anda dapat memindahkan file ke tempat yang seharusnya atau mengubah set sumber default agar Gradle dapat menemukannya.
Untuk mengetahui informasi selengkapnya tentang menyiapkan dan menyesuaikan file build Gradle, baca Mengonfigurasi build.
Berikutnya, identifikasi project library mana yang Anda gunakan.
Dengan Gradle, Anda tidak perlu lagi menambahkan library ini sebagai project kode sumber. Anda dapat merujuknya di blok
dependencies{}
file build. Selanjutnya, sistem build akan menangani library ini secara otomatis, termasuk mendownload library, menggabungkan resource, dan menggabungkan entri manifes. Contoh berikut menambahkan pernyataan deklarasi untuk sejumlah library AndroidX ke blokdependencies{}
file build.Groovy
... dependencies { implementation fileTree(dir: 'libs', include: ['*.jar']) // AndroidX libraries implementation 'androidx.core:core-ktx:1.15.0' implementation 'androidx.appcompat:appcompat:1.7.0' implementation 'androidx.cardview:cardview:1.0.0' implementation 'com.google.android.material:material:1.7.0' implementation 'androidx.gridlayout:gridlayout:1.0.0' implementation 'androidx.leanback:leanback:1.1.0-rc02' implementation 'androidx.mediarouter:mediarouter:1.7.0' implementation 'androidx.palette:palette-ktx:1.0.0' implementation 'androidx.recyclerview:recyclerview:1.3.2' implementation 'androidx.annotation:annotation:1.9.1' // Note: these libraries require that the Google repository has been declared // in the pluginManagement section of the top-level build.gradle file. }
Kotlin
... dependencies { implementation(fileTree(mapOf("dir" to "libs", "include" to listOf("*.jar")))) // AndroidX libraries implementation("androidx.core:core-ktx:1.15.0") implementation("androidx.appcompat:appcompat:1.7.0") implementation("androidx.cardview:cardview:1.0.0") implementation("com.google.android.material:material:1.7.0") implementation("androidx.gridlayout:gridlayout:1.0.0") implementation("androidx.leanback:leanback:1.1.0-rc02") implementation("androidx.mediarouter:mediarouter:1.7.0") implementation("androidx.palette:palette-ktx:1.0.0") implementation("androidx.recyclerview:recyclerview:1.3.2") implementation("androidx.annotation:annotation:1.9.1") // Note: these libraries require that the Google repository has been declared // in the pluginManagement section of the top-level build.gradle.kts file. }
- Simpan file
build.gradle
Anda, lalu tutup project di IntelliJ. Buka direktori project Anda dan hapus direktori.idea
serta file IML apa pun di project Anda. - Jalankan Android Studio dan klik File > New > Import Project.
- Temukan direktori project Anda, pilih file
build.gradle
ataubuild.gradle.kts
yang Anda buat, lalu klik OK untuk mengimpor project Anda. - Klik Build > Make Project untuk menguji file build Anda dengan membuat project, dan selesaikan semua error yang Anda temukan.
Langkah berikutnya
Setelah memigrasikan project Anda ke Android Studio, pelajari lebih lanjut cara membuat project dengan Gradle dan menjalankan aplikasi di Android Studio dengan membaca Membuat dan menjalankan aplikasi Anda.
Bergantung pada project dan alur kerja, Anda juga dapat mempelajari lebih lanjut kontrol versi, mengelola dependensi, dan mengonfigurasi Android Studio. Untuk mulai menggunakan Android Studio, baca Mengenal Android Studio.
Mengonfigurasi kontrol versi
Android Studio mendukung berbagai sistem kontrol versi, termasuk Git, Mercurial, dan Subversion. Sistem kontrol versi lainnya dapat ditambahkan melalui plugin.
Jika aplikasi sudah berada di bawah kontrol sumber, Anda mungkin perlu mengaktifkannya di Android Studio. Dari menu VCS, klik Enable Version Control Integration, lalu pilih sistem kontrol versi yang sesuai.
Jika aplikasi tidak berada dalam kontrol sumber, Anda dapat mengonfigurasinya setelah mengimpor aplikasi ke Android Studio. Gunakan opsi menu VCS Android Studio untuk mengaktifkan dukungan VCS untuk sistem kontrol versi yang diinginkan, membuat repositori, mengimpor file baru ke kontrol versi, dan melakukan operasi kontrol versi lainnya:
- Dari menu VCS Android Studio, klik Enable Version Control Integration.
- Pilih sistem kontrol versi yang ingin dikaitkan dengan root project dari menu, lalu klik OK. Menu VCS sekarang menampilkan sejumlah opsi kontrol versi berdasarkan sistem yang Anda pilih.
Catatan: Anda juga dapat menggunakan opsi menu File > Settings > Version Control untuk menyiapkan dan mengubah kontrol versi.
Untuk mengetahui informasi selengkapnya tentang menggunakan kontrol versi, lihat Referensi kontrol versi IntelliJ.
Penandatanganan aplikasi
Jika sertifikat debug digunakan sebelumnya, sertifikat tersebut mungkin akan terdeteksi selama
proses impor. Dalam hal ini, Android Studio akan terus mereferensikan
sertifikat tersebut. Jika tidak, konfigurasi debug akan menggunakan keystore debug yang dihasilkan
Android Studio, menggunakan sandi yang diketahui dan kunci default,
dengan sandi yang diketahui berada di $HOME/.android/debug.keystore
. Jenis build debug ini disetel
agar otomatis menggunakan konfigurasi debug ini saat Anda menjalankan atau men-debug project
dari Android Studio.
Demikian pula, proses impor mungkin mendeteksi sertifikat rilis yang sudah ada.
Jika tidak ada sertifikat rilis yang ditentukan sebelumnya, tambahkan konfigurasi
penandatanganan rilis ke file build.gradle
atau build.gradle.kts
atau gunakan opsi menu
Build > Generate Signed APK untuk membuka Generate Signed APK
Wizard. Untuk mengetahui informasi selengkapnya tentang menandatangani aplikasi, lihat
Menandatangani aplikasi.
Menyesuaikan ukuran heap maksimum Android Studio
Secara default, Android Studio memiliki ukuran heap maksimum 1.280 MB. Jika Anda mengerjakan project besar, atau sistem memiliki banyak RAM, Anda dapat meningkatkan performa dengan meningkatkan ukuran heap maksimum.
Update software
Update Android Studio berjalan terpisah dari plugin Gradle, alat build, dan SDK Tools. Anda dapat menentukan versi mana yang ingin digunakan bersama Android Studio.
Secara default, Android Studio menyediakan update otomatis setiap kali versi stabil baru dirilis, tetapi Anda dapat memilih untuk mengupdate lebih sering dan menerima versi pratinjau atau beta.
Untuk mengetahui informasi selengkapnya tentang mengupdate Android Studio serta menggunakan versi pratinjau dan beta, baca update.